Taufik Rusyana (38 tahun), seorang pekerja di Gedung Jaya, Jakarta
Pusat, tidak menyangka sempat berdiri tepat di samping salah satu
pelaku teror bom Sarinah. Tak lama kemudian terjadi ledakan awal di
Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016.
Taufik yang mengaku hendak mencari makan siang saat
ledakan pertama terjadi, mengatakan ledakan pertama berasal dari
Starbucks dan Gedung Skyline yang terasa kuat.
"Ketika itu saya tiba di lobi (Gedung Jaya, tepat di depan
Gedung Skyline). Ledakan pertama terjadi, getaran terasa begitu kuat,
saya sembunyi di balik pot bunga," ujar Taufik di Jalan Wahid Hasyim,
Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016.
Taufik kemudian bergegas saat situasi menjadi lebih
tenang. Namun, tanpa disangka, ledakan kedua terjadi di pos polisi yang
terletak di seberang Gedung Sarinah terjadi.
"Bom meledak lagi," ujar Taufik.
Taufik mengatakan, karena ledakan terjadi di tengah jalan,
banyak orang yang memperhatikan. Orang-orang bergegas mendatangi
lokasi. Pada saat mendatangi TKP, Taufik mengatakan, melihat tiga
mayat bergelimpangan. Pada saat itu, ia kemudian mendengar serentetan
tembakan.
"Saya dengar ada tembakan dari arah Starbucks Gedung Skyline," ujar Taufik.
Tanpa disangka, Taufik mengatakan, seseorang yang berada di
tengah kerumunan yang melihat lokasi ledakan di dekat pos polisi
Sarinah juga mengeluarkan senjata api.
"Saya lihat jenis senjatanya senjata genggam," ujar Taufik.
Taufik mengatakan, pria itu kemudian menembaki anggota
kepolisian yang ia lihat. Setelah itu, ia menembaki orang-orang secara
membabi buta.
"Saya tidak menyangka. Posisinya tepat ada di samping saya.
Saya dan orang-orang di sekitar juga segera berlarian berhamburan,"
ujar Taufik.
Dari kejauhan, Taufik mengatakan, melihat para penembak
dilumpuhkan oleh polisi. Dua mobil polisi datang, baik dari arah Patung
Kuda maupun Bundaran HI.
mantap !
ReplyDelete